Entah hal tersebut merupakan sebuah pertanda atau hanya kebetulan, tapi aku mengalami suatu musibah saat aku pulang ke Bekasi. Hari itu busway sangat ramai, akupun sudah menunggu 2 sampai 3 busway hingga kuputuskan untuk naik ke dalamnya. Aku naik dan ternyata busway tersebut sangat padat sehingga aku tidak bisa bergerak dan hanya berdiri di depan pintu dengan tas ransel yang tidak sempat kupindahkan ke depan karena saking penuhnya. Dan saat itulah kejadian itu terjadi.
Seorang laki" yang bersender pada pembatas, memakai jaket hitam, dan menggendong tasnya didepan berhasil membuka tasku dah mengobok" nya. Sebenarnya aku sudah agak curiga, bahkan aku sempat menggerakkan tasku. Tapi entah kenapa aku tidak berpikir untuk mengamankan tasku tersebut, mungkin karena jarak dengan petugas buswaynya juga dekat sehingga aku berpikir "kalau nih orang mo nyopet, gak mungkin petugasnya gak ngeliat". Dan lagipula ada seorang cewek juga yang berdiri tepat di belakangku.
Saat orang tersebut hendak keluar di halte Sumber Waras mungkin secara tidak sengaja ia menarik charger ku yang kuletakkan tepat di samping kotak pensil dan diatas dompet. Charger tersebut jatuh ke lantai, dan cewek yang berdiri di belakangku pun berteriak "Mas! mas! ada yang ketinggalan" sembari memungut dan menyodorkan tangannya ke arah pintu. Sang pencopet yang nampak terburu" itu pun kembali dan mengambil charger tersebut. Saat itulah aku mulai berpikir bahwa charger tersebut mirip sekali dengan milikku. Namun aku tidak bisa langsung begitu saja menuduhnya karena aku belum memastikan bahwa milikku telah raib.
Saat busway jalan akupun pindah ke posisi agak dalam dan aku merasakan bahwa tasku menjadi lebih ringan, dan akupun memeriksa tasku. Sungguh terkejut aku saat melihat sreting tasku yang sudah terbuka 20cm dan benar saja charger ku hilang. Aku buru" memeriksa dompet dan HP ku yang ternyata masih ada. Kalau cuma charger saja kenapa terasa enteng? Saat aku berpindah busway baru aku mengecek kembali isi tasku, ternyata kotak pensilku yang disambar oleh sang pencopet. Apa yang ada dalam kotak pensil tersebut?
- Bolpen standar warna biru yang sangat enak dipake
- Penggaris hadiah dari oreo yang enak buat ditekuk"
- Bolpen perak yang aku beli belum ada satu tahun lamanya
- Spidol hijau dan spidol oranye yang dapet pas SMA
- Stabilo merah yang udah abis isinya
- Pensil pentel 'CHIPA' warna ijo
- Penghapus boxy yang udah tinggal 2.5 cm panjangnya
- Tip-ex yang baru di beli!! Belom pernah dipake malah! T_T
- Kalkulator casio punya koko *im sorry bro* T_T
Masih ada sih yang lainnya, paling cuma bolpen" biasa. Yang nyesek mah yang 2 terakhir, apalagi kalkulatornya. Huhuhu.
Dibilang untung yah untung, tapi sial juga bisa sampe dicopet gini. Mungkin bagi sebagian besar orang hal ini bukanlah sesuatu yang berarti. Bahkan dulu saat seorang peserta gathering datang dan mengatakan bahwa HP nya hilang di busway ia masih tampak cengegesan dan tidak memikirkannya. Bagiku, benda sekecil apapun jika hilang maka aku akan bersedih, apalagi kehilangan barang" ini. Begitu sampai di rumah aku menceritakannya pada kedua orang tuaku sambil menangis sesengukan. Yang membuatku menangis adalah karena aku menyadari bahwa aku adalah manusia yang sangat bodoh yang tidak bisa menjaga barang" milikku. Di otakku penuh dengan kalimat 'seandainya'. Jika seandainya aku begini maka hal itu tidak akan terjadi, seandainya aku begitu maka aku akan kehilangan yang lebih daripada itu. Semua hal itu berkecamuk di dalam kepalaku tanpa henti.
Sesudah kejadian ini tentu saja aku merasa agak trauma. Tapi jika trauma sehingga tak mau naik busway lagi tampaknya agak berlebihan dan akan membuatku tidak dapat kemana". Tampaknya kesialan sedang menimpaku akhir" ini, aku harus rajin" berdoa. Kalian juga doakan aku yah >o<.